Misi Bulan Berawak Tiongkok 2030: Mengzhou, Lanyue, dan Long March-10 Siap Wujudkan Ambisi Luar Angkasa
Tiongkok terus melaju kencang dalam perlombaan eksplorasi luar angkasa. Setelah sukses dengan stasiun luar angkasa Tiangong dan misi robotik Chang'e, kini negeri Tirai Bambu itu menargetkan pendaratan taikonaut (sebutan untuk astronot Tiongkok) di permukaan Bulan sebelum tahun 2030. Meski tidak ada nama resmi "Ambisi 2030", program ini menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang Tiongkok untuk membangun kehadiran permanen di Bulan melalui International Lunar Research Station (ILRS).
Target Pendaratan Taikonaut di Bulan: 2030
Tiongkok secara tegas menetapkan tahun 2030 sebagai batas waktu untuk melakukan pendaratan lunak berawak di permukaan Bulan. Ini bukan sekadar rencana di atas kertas—pengembangan teknologi kunci sudah memasuki tahap pengujian intensif.
Pada Agustus 2025, pendarat bulan Lanyue berhasil menjalani uji coba pendaratan dan lepas landas di fasilitas simulasi Bulan. Sementara itu, wahana antariksa berawak Mengzhou telah lolos uji sistem pelarian darurat pada Juni 2025. Kedua wahana ini menjadi tulang punggung misi berawak mendatang.
Nama Wahana Antariksa: Mengzhou dan Lanyue
Tiongkok memberikan nama penuh makna pada teknologi luar angkasa terbarunya:
Mengzhou (梦舟) – "Kapal Impian": Wahana antariksa berawak generasi baru yang akan mengangkut taikonaut menuju orbit Bulan. Mengzhou dirancang reusable, mampu membawa 2–3 orang, dan dilengkapi sistem pendukung kehidupan canggih.
Lanyue (揽月) – "Merangkul Bulan": Pendarat bulan khusus yang akan membawa dua taikonaut dari Mengzhou di orbit menuju permukaan Bulan, melakukan misi ilmiah, lalu kembali ke orbit untuk bergabung kembali dengan Mengzhou.
Kedua nama ini mencerminkan ambisi poetis sekaligus teknis Tiongkok: bukan hanya mencapai Bulan, tapi juga "merangkul" dan menjadikannya sebagai rumah kedua umat manusia.
Roket Super Berat: Long March-10
Tak mungkin mencapai Bulan tanpa roket yang mumpuni. Tiongkok mengandalkan Long March-10 (Changzheng-10), roket angkat super berat baru yang sedang dalam tahap pengembangan agresif.
Pada 2025, tahap kedua roket ini telah sukses menjalani uji pembakaran statis. Long March-10 memiliki beberapa varian:
- Long March-10: Untuk mengirim Mengzhou dan kru.
- Long March-10A: Untuk meluncurkan Lanyue dan muatan pendukung.
Rencananya, dua peluncuran Long March-10 akan dilakukan dalam satu misi berawak: satu membawa Mengzhou dengan taikonaut, satu lagi mengirim Lanyue. Kedua wahana akan bertemu dan merapat (rendezvous and docking) di orbit Bulan sebelum pendaratan dilakukan.
Infrastruktur Pendukung: Wenchang dan Teknologi Bulan
Tiongkok tidak main-main dalam membangun fondasi misi ini. Pusat peluncuran khusus untuk eksplorasi bulan berawak sedang dibangun di Wenchang, Provinsi Hainan. Fasilitas ini dirancang untuk menampung roket sekelas Long March-10.
Selain itu, beberapa teknologi pendukung juga sedang dikembangkan:
- Rover bulan berawak (Tansuo): Untuk mobilitas taikonaut di permukaan Bulan.
- Pakaian antariksa lunar (Wangyu): Dirancang untuk EVA (aktivitas di luar wahana) di lingkungan Bulan yang ekstrem.
- Sistem komunikasi dan navigasi berbasis satelit Queqiao: Untuk mendukung komunikasi real-time antara Bumi dan Bulan.
Misi Berawak vs Program Chang'e: Beda Fokus, Satu Tujuan
Program Chang'e adalah pionir robotik Tiongkok di Bulan, yang berfokus sepenuhnya pada misi tanpa awak untuk mengumpulkan data ilmiah, mengambil sampel tanah, dan memetakan lokasi strategis—seperti Chang'e-5 yang berhasil mengembalikan 1,731 gram regolit bulan pada 2020, serta Chang'e-6 yang menargetkan sisi jauh Bulan pada 2024.
Sementara itu, misi berawak 2030 mengedepankan kehadiran manusia langsung di permukaan lunar, dengan dua taikonaut mendarat menggunakan Lanyue, melakukan eksperimen kompleks, mengoperasikan rover berawak, dan menguji teknologi pendukung kehidupan jangka panjang—semua dalam durasi misi beberapa hari hingga minggu.
Meski berbeda pendekatan, keduanya bersinergi menuju satu visi besar: pembangunan International Lunar Research Station (ILRS). Data topografi, sumber air es, dan kondisi radiasi dari Chang'e-7 (2026) serta Chang'e-8 (2028) akan menjadi panduan krusial bagi taikonaut dalam memilih situs pendaratan aman dan produktif.
Dengan kata lain, Chang'e bertindak sebagai "pengintai digital" yang mempersiapkan jalan, sementara misi berawak menjadi "pelaksana nyata" yang mewujudkan kehadiran manusia—dua fase yang saling melengkapi dalam strategi Tiongkok untuk mendominasi eksplorasi Bulan di abad ke-21.
International Lunar Research Station (ILRS): Visi Jangka Panjang
Misi 2030 bukan akhir, melainkan awal dari rencana yang lebih besar: ILRS di kutub selatan Bulan. Stasiun ini direncanakan mulai dibangun pada 2035, dengan fasilitas dasar dari misi robotik pada akhir dekade ini.
Hingga 2025, sudah 17 negara bergabung sebagai mitra ILRS, termasuk Rusia, Pakistan, dan beberapa negara Afrika. Tiongkok membuka pintu kerja sama internasional—berbeda dengan program Artemis Amerika Serikat yang lebih eksklusif.
Tiongkok Menuju Era Baru Eksplorasi Bulan
Dengan Mengzhou, Lanyue, Long March-10, dan infrastruktur pendukung yang terus berkembang, Tiongkok berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara kedua—setelah Amerika Serikat—yang mendaratkan manusia di Bulan pada abad ke-21.
Misi bulan berawak 2030 bukan sekadar prestise nasional, tapi langkah strategis menuju kehadiran permanen manusia di luar Bumi. Sementara dunia menantikan Artemis NASA, Tiongkok diam-diam namun pasti sedang menulis babak baru dalam sejarah eksplorasi luar angkasa.
