Apa Itu Mikroplastik dan Mengapa Bisa Turun Bersama Hujan?
Pernahkah kamu berpikir bahwa hujan yang turun di halaman rumahmu mungkin membawa sesuatu yang tak kasat mata? Bukan hanya air, tapi juga mikroplastik — partikel plastik kecil yang kini menjadi ancaman lingkungan global. Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap apa itu mikroplastik, bagaimana partikel ini bisa sampai ke atmosfer, dan mengapa hujan menjadi "pembawa" polusi tak terduga ini.
Apa Itu Mikroplastik?
Mikroplastik adalah potongan plastik berukuran kurang dari 5 milimeter, bahkan bisa mencapai skala mikrometer (1/1000 mm). Partikel ini terbagi menjadi dua jenis utama:
1. Mikroplastik Primer
Dibuat secara sengaja dalam ukuran kecil, seperti:
- Butiran scrub dalam produk kecantikan (sekarang banyak dilarang di beberapa negara).
- Serat sintetis dari pakaian berbahan polyester, nylon, atau akrilik.
- Pelet plastik mentah yang digunakan di industri.
2. Mikroplastik Sekunder
Terbentuk dari pemecahan plastik besar akibat:
- Paparan sinar matahari (fotodegradasi).
- Gesekan ban kendaraan di aspal.
- Pencucian pakaian sintetis yang melepaskan ribuan serat per cucian.
Plastik tidak benar-benar "terurai" di alam. Ia hanya pecah menjadi partikel yang semakin kecil, tapi tetap ada selamanya.
Bagaimana Mikroplastik Bisa Naik ke Langit?
Kunci utamanya adalah ukuran dan ringannya partikel. Mikroplastik yang berukuran di bawah 100 mikron bisa dengan mudah terangkat oleh angin, sama seperti debu atau serbuk sari.
Sumber Emisi ke Udara:
Dari Laut: Gelombang laut menghasilkan sea spray aerosol — gelembung udara yang pecah di permukaan dan menyemburkan mikroplastik ke atmosfer.
Dari Darat:
- Abrasi ban kendaraan menghasilkan debu mikroplastik yang beterbangan.
- Pakaian sintetis yang dicuci → serat keluar lewat air limbah → menguap atau terbawa angin.
- Pembakaran sampah plastik ilegal menghasilkan partikel halus yang naik ke udara.
Partikel ini bisa terbang ribuan kilometer, bahkan sampai ke daerah terpencil seperti pegunungan atau kutub.
Mengapa Mikroplastik Turun Bersama Hujan?
Proses ini disebut deposisi basah (wet deposition). Begini mekanismenya:
- Mikroplastik di udara bertindak sebagai inti kondensasi — tempat uap air menempel dan membentuk tetesan awan.
- Saat awan cukup berat, hujan turun dan mencuci udara dari partikel-partikel tersebut.
- Akibatnya, mikroplastik ikut "hanyut" bersama air hujan dan jatuh ke tanah, atap rumah, sungai, hingga lautan lagi.
Ini seperti siklus tak berujung: dari laut ke udara, dari udara ke hujan, lalu kembali ke lingkungan.
Bukti Nyata dari Penelitian
Beberapa studi ilmiah telah membuktikan fenomena ini:
- Penelitian di Paris menemukan rata-rata 10 partikel mikroplastik per meter persegi per hari jatuh bersama hujan.
- Di Pegunungan Pyrenees (daerah terpencil tanpa industri), ditemukan 365 partikel per meter persegi per tahun — menunjukkan polusi ini bersifat global.
- Di Samudra Pasifik, konsentrasi mikroplastik di udara jauh lebih tinggi daripada di permukaan air, menandakan adanya transportasi atmosferik yang masif.
Dampak Mikroplastik dari Hujan
Hujan yang membawa mikroplastik berarti polusi ini masuk ke:
- Tanah pertanian → diserap tanaman → masuk rantai makanan.
- Sungai dan waduk → mencemari sumber air minum.
- Tubuh manusia → melalui makanan, air, bahkan udara yang kita hirup.
Studi menunjukkan manusia rata-rata mengonsumsi 5 gram mikroplastik per minggu — setara dengan satu kartu kredit!
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Meski masalahnya besar, ada langkah kecil yang bisa dimulai dari rumah:
- Gunakan pakaian berbahan alami (katun, linen).
- Pasang filter mikroplastik di mesin cuci (seperti Cora Ball atau Guppyfriend).
- Hindari produk dengan polyethylene atau polypropylene di label.
- Dukung kebijakan pelarangan kantong plastik sekali pakai.
Hujan Bukan Lagi Air Murni
Mikroplastik di hujan adalah bukti bahwa polusi plastik telah mencapai tingkat atmosferik. Tidak ada lagi tempat di Bumi yang benar-benar bebas dari plastik. Dengan memahami sumber dan jalur penyebarannya, kita bisa mulai mengurangi jejak plastik — demi bumi yang lebih bersih untuk generasi mendatang.
