Risiko dari Ketergantungan Teknologi beserta Solusinya
Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. Dari platform e-learning seperti Google Classroom hingga aplikasi AI seperti ChatGPT, siswa dan guru semakin bergantung pada perangkat digital untuk mendukung pendidikan. Namun, ketergantungan teknologi dalam proses pembelajaran juga membawa berbagai risiko yang tidak boleh diabaikan.
Di sini akan dibahas risiko-risiko apa saja yang ditimbulkan dari ketergantungan teknologi dalam proses pembelajaran, beserta dampaknya terhadap siswa, guru, dan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Berikut adalah risiko-risiko utama yang ditimbulkan oleh ketergantungan teknologi dalam proses pembelajaran, disusun secara terstruktur berdasarkan dampaknya terhadap siswa, guru, dan sistem pendidikan:
1. Risiko Kognitif & Keterampilan Dasar
A. Penurunan kemampuan berpikir kritis
Siswa cenderung "copy-paste" jawaban dari AI/Google daripada menganalisis sendiri.
B. Kehilangan keterampilan dasar
Kemampuan tulisan tangan, menghitung manual, dan membaca buku fisik menurun drastis.
C. Attention span pendek
Notifikasi dan multitasking digital mengurangi fokus.
2. Risiko Kesehatan Fisik & Mental
A. Gangguan muskuloskeletal
Meningkatkan risiko postur buruk saat menggunakan gadget >6 jam/hari.
B. Sleep deprivation
Cahaya biru layar mengganggu produksi melatonin sehingga susah untuk tidur, akibatnya waktu tidur berkurang.
C. Kecemasan & depresi
FOMO (fear of missing out) dari grup WhatsApp kelas atau perbandingan nilai di platform online.
3. Risiko Sosial & Emosional
A. Isolasi sosial
Interaksi tatap muka digantikan chat/discord → kurangnya empati dan keterampilan komunikasi nonverbal.
B. Cyberbullying
Saat ini banyak sekali kasus siswa di Indonesia mengalami bullying digital via platform belajar.
C, Kesenjangan emosional dengan guru
Hubungan guru-siswa menjadi transaksional (hanya tugas via Google Classroom).
4. Risiko Akses & Keadilan (Digital Divide)
A. Kesenjangan infrastruktur
Siswa di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) tidak punya akses internet stabil → nilai rendah bukan hanya karena kemampuan, tapi juga faktor akses.
B. Biaya tersembunyi
Kuota, laptop, dan langganan platform (Zoom, Ruangguru) membebani keluarga miskin.
5. Risiko Keamanan Data & Privasi
A. Kebocoran data siswa
Platform seperti Google Classroom atau Edmodo rentan hack.
B. Pelacakan perilaku
Algoritma platform mencatat kebiasaan belajar → potensi diskriminasi (misalnya: siswa "lambat" ditawari iklan kursus tambahan).
6. Risiko Ketergantungan Sistem & Gangguan Teknis
A. Blackout pembelajaran
Listrik mati/internet down = kelas lumpuh total.
7. Risiko Pedagogis & Kualitas Pembelajaran
A. Plagiarisme massal
AI seperti ChatGPT digunakan untuk mengerjakan tugas.
B. Pseudo-learning
Siswa "mengerti" karena video YouTube, tapi tidak bisa menerapkan di dunia nyata (efek Dunning-Kruger digital).
C. Guru kehilangan otoritas
Siswa lebih percaya Google daripada penjelasan guru.
Solusi Mitigasi (Singkat)
I. Mitigasi Risiko Kognitif
Tetap gunakan ujian tulis tangan dan proyek kelompok offline untuk melatih berpikir kritis dan keterampilan dasar tanpa ketergantungan layar.
II. Mitigasi Risiko Kesehatan
Terapkan aturan "screen time" maksimal 4 jam/hari disertai olahraga wajib 30 menit setiap hari sekolah guna menjaga postur dan tidur siswa.
III. Mitigasi Risiko Sosial
Wajibkan minimal 50% pembelajaran tatap muka untuk mempertahankan interaksi langsung dan membangun empati antar siswa serta guru.
IV. Mitigasi Risiko Akses
Berikan subsidi kuota internet dan laptop bagi siswa dari keluarga kurang mampu agar kesenjangan digital tidak memperlebar gap prestasi.
V. Mitigasi Risiko Privasi
Gunakan platform lokal terenkripsi yang mematuhi regulasi PDP untuk melindungi data pribadi siswa dari kebocoran.
