Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Proses Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengelola Sumber Daya yang Ada di Laut

Di era modern ini, laut bukan hanya sumber keindahan alam, tetapi juga penyokong utama kehidupan manusia. Namun, eksploitasi berlebihan telah mengancam kelestarian ekosistem laut. Bagaimana bentuk dari proses pembangunan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya yang ada di laut menjadi pertanyaan krusial untuk masa depan planet kita.

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menekankan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Sumber Daya di Laut

Pengertian Pembangunan Berkelanjutan di Laut

Pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan merujuk pada pendekatan yang memastikan pemanfaatan sumber daya laut—seperti ikan, mineral, energi, dan biodiversitas. Pembangunan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya yang ada di laut melibatkan integrasi tiga pilar utama:
  • Ekonomi: Memaksimalkan nilai tambah dari sumber daya laut tanpa overexploitation.
  • Sosial: Melibatkan masyarakat pesisir dalam pengelolaan untuk keadilan distribusi manfaat.
  • Lingkungan: Melindungi ekosistem dari polusi, perubahan iklim, dan kerusakan habitat.

Proses ini bukan sekadar regulasi, tapi siklus berkelanjutan yang melibatkan monitoring, adaptasi, dan inovasi teknologi.

Prinsip Utama dalam Proses Pembangunan Berkelanjutan Laut

Bagaimana bentuk dari proses pembangunan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya yang ada di laut dapat dilihat dari prinsip-prinsip dasar berikut:

A. Pendekatan Ekosistem (Ecosystem-Based Management): Mengelola laut sebagai sistem utuh, bukan sektor terpisah. Misalnya, membatasi penangkapan ikan berlebihan untuk menjaga rantai makanan.

B. Kuota dan Zonasi: Menetapkan batas tangkapan ikan (Total Allowable Catch) dan zona lindung seperti Marine Protected Areas (MPA).

C. Partisipasi Stakeholder: Melibatkan nelayan, pemerintah, NGO, dan industri dalam pengambilan keputusan.

D. Memanfaatkan Teknologi: Menggunakan satelit untuk monitoring ilegal fishing.

Prinsip ini memastikan proses berjalan secara holistik dan adaptif terhadap perubahan.

Bentuk Proses Pembangunan Berkelanjutan: Langkah demi Langkah

Proses ini berbentuk siklus dinamis, bukan linier. Berikut tahapan utamanya:

1. Identifikasi dan Inventarisasi Sumber Daya: Menggunakan data GIS dan survei untuk memetakan stok ikan, terumbu karang, dan cadangan mineral.

2. Perencanaan Berbasis Risiko: Analisis dampak lingkungan (AMDAL) untuk setiap proyek, seperti tambang laut atau pariwisata bahari.

3. Implementasi Pengelolaan:

  • Perikanan Berkelanjutan: Sertifikasi seperti Marine Stewardship Council (MSC) untuk ekspor tuna.
  • Konservasi: Pembentukan Taman Nasional Laut, seperti di Raja Ampat yang melindungi 75% spesies karang dunia.
  • Energi Berkelanjutan: Pengembangan PLTGL (Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut) di pantai selatan Jawa.

4. Monitoring dan Evaluasi: Menggunakan AI dan drone untuk deteksi illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing. Data real-time dari Global Fishing Watch membantu penyesuaian kuota.

5. Adaptasi dan Inovasi: Menghadapi ancaman seperti pemanasan global, proses ini termasuk restorasi mangrove untuk carbon sink dan ketahanan pantai.

Bagaimana bentuk dari proses pembangunan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya yang ada di laut secara keseluruhan adalah loop tertutup: dari data ke aksi, evaluasi, lalu perbaikan berkelanjutan.

Contoh Sukses di Indonesia dan Dunia

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar, menerapkan bagaimana bentuk dari proses pembangunan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya yang ada di laut melalui:

  • Program Coral Triangle Initiative (CTI): Kolaborasi dengan negara Pasifik untuk melindungi ekosistem laut.
  • Larangan Cantrang: Mengurangi alat tangkap destruktif, meningkatkan stok ikan hingga 20% di beberapa wilayah.
  • Ekowisata Bahari: Meningkatkan pendapatan tanpa merusak terumbu.

Tantangan dan Solusi

Meski ideal, proses ini menghadapi hambatan seperti:

  • IUU Fishing: Kerugian global US$23 miliar/tahun. Solusi: Teknologi Vessel Monitoring System (VMS).
  • Polusi Plastik: 8 juta ton masuk laut tiap tahun. Solusi: Program Reduce, Reuse, Recycle di pesisir.
  • Perubahan Iklim: Pemutihan karang. Solusi: Restorasi dan blue carbon projects.

Menuju Laut yang Berkelanjutan

Proses pembangunan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya yang ada di laut adalah pendekatan terintegrasi yang menggabungkan sains, kebijakan, dan partisipasi masyarakat.

Dengan menerapkan prinsip ekosistem, teknologi, dan monitoring ketat, kita bisa memastikan laut tetap produktif bagi generasi mendatang.

Indonesia memiliki potensi besar—dengan 70% wilayahnya laut—untuk menjadi pemimpin global. Mulailah dari hal kecil: dukung produk perikanan bersertifikat, kurangi plastik sekali pakai, dan ikuti update kebijakan KKP. Bersama, mari kita wujudkan pembangunan berkelanjutan yang sejati!