Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Photodioda dan Phototransistor

Photodioda dan phototransistor keduanya merupakan perangkat elektronik semikonduktor yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Oleh karena itu, karena fungsinya yang mirip, orang mungkin bingung antara kedua komponen ini.

Keduanya memiliki persamaan, di mana sumber cahaya dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik, di mana kekuatannya sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Akan tetapi, tetap saja kedua komponen ini sangat berbeda satu sama lain dalam banyak aspek.

Perbedaan Photodioda dan Phototransistor

Perbedaan paling signifikan antara photodioda dan phototransistor, yaitu pada photodioda adalah ‘dioda’ semikonduktor sambungan PN yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, sedangkan phototransistor adalah ‘transistor’ sambungan bipolar (biasanya transistor NPN) yang dapat mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.

Pengertian Photodioda

Photodioda adalah jenis dioda yang mengubah energi cahaya menjadi listrik. Cara kerjanya berlawanan dengan LED (Light-emitting diode) yang juga merupakan dioda, tetapi mengubah energi listrik menjadi cahaya. Selain itu, photodioda juga dapat digunakan dalam mendeteksi kecerahan cahaya.

Photodioda merupakan dioda sambungan PN yang memanfaatkan energi cahaya untuk menghasilkan arus listrik. Photodioda juga disebut sebagai foto-detektor, detektor cahaya, dan foto-sensor.

Photodioda dirancang untuk bekerja dalam kondisi bias terbalik. Kemudian, untuk bahan pembuat photodioda yang umum digunakan adalah Silikon, Germanium, dan Indium gallium arsenide.

Baca Juga: Pengertian Dioda Bridge dan Cara Kerjanya

Pengertian Phototransistor

Phototransistor adalah komponen switching elektronik dan penguatan (amplifikasi) arus yang mengandalkan paparan cahaya untuk beroperasi. Ketika cahaya jatuh pada persimpangan (junction), arus balik mengalir yang sebanding dengan intensitas pencahayaan.

Phototransistor digunakan secara luas untuk mendeteksi pulsa cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik digital. Phototransistor dioperasikan dengan cahaya, bukan arus listrik. Memberikan keuntungan yang besar, biaya rendah, dan phototransistor ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.

Phototransistor mampu mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Phototransistor adalah transistor dengan terminal basis terbuka. Alih-alih mengirimkan arus listrik ke basis, tetapi foton dari cahaya mencoloklah yang nantinya akan mengaktifkan transistor.

Hal ini karena phototransistor terbuat dari semikonduktor bipolar dan berfokus pada energi yang melewatinya. Ini diaktifkan oleh partikel cahaya dan digunakan di hampir semua perangkat elektronik yang dalam beberapa hal bergantung pada cahaya.

Semua photosensor silikon (termasuk phototransistor) merespons seluruh rentang radiasi tampak serta inframerah. Faktanya, semua dioda, transistor, Darlington, TRIAC, dll. memiliki respons frekuensi radiasi dasar yang sama.

Struktur phototransistor secara khusus dioptimalkan untuk aplikasi foto. Dibandingkan dengan transistor biasa, phototransistor memiliki basis dan kolektor yang lebih besar dan dibuat menggunakan difusi atau implantasi ion.

Perbedaan antara Photodioda dan Phototransistor

Photodioda dan phototransistor adalah perangkat semikonduktor fotosensitif yang memiliki fungsi serupa. Namun, terdapat beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara photodioda dan phototransistor:

Photodioda

  • Photodioda adalah dioda semikonduktor sambungan PN yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
  • Photodioda mempunyai dua terminal yaitu anoda dan katoda.
  • Photodioda memiliki dua daerah semikonduktor, yaitu daerah anoda tipe-P dan daerah katoda tipe-N.
  • Hanya ada satu sambungan PN di photodioda.
  • Tidak ada klasifikasi photodioda lebih lanjut.
  • Photodioda selalu digunakan dalam mode bias terbalik.
  • Fungsi utama photodioda adalah mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
  • Sensitivitas photodioda relatif lebih rendah.
  • Waktu respons photodioda lebih singkat. Oleh karena itu, responnya cepat.
  • Photodioda tidak memerlukan sumber daya eksternal untuk beroperasi.
  • Biaya photodioda lebih murah.
  • Photodioda banyak digunakan pada panel surya untuk menghasilkan listrik. Ini juga dapat diterapkan dalam komunikasi serat optik, penghitung objek, detektor asap, peralatan keselamatan, kontrol rana otomatis, dan lain-lain.

Phototransistor

  • Phototransistor adalah perangkat semikonduktor tri-terminal (emitor, basis, dan kolektor) atau bi-terminal (emitor dan kolektor) yang memiliki wilayah basis peka cahaya, dan dapat mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
  • Phototransistor terdiri dari dua sambungan PN.
  • Ada dua jenis phototransistor, yaitu BJT dan FET.
  • Phototransistor selalu digunakan dalam mode bias maju.
  • Phototransistor melakukan dua fungsi, yaitu switching dan amplifikasi.
  • Phototransistor mempunyai sensitivitas yang tinggi. Itu karena faktor amplifikasi transistor.
  • Waktu respons phototransistor lebih lama. Akibatnya, responsnya menjadi lebih lambat.
  • Phototransistor memerlukan sumber daya eksternal untuk beroperasi.
  • Biaya phototransistor relatif tinggi.
  • Phototransistor digunakan dalam pendeteksian cahaya, pada printer, kendali jarak jauh, detektor IR, punch card readers, sistem keamanan, kendali penerangan jalan raya, relai, dan lain-lain.