Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Relay: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, dan Jenis

simbol relay

Relay adalah saklar yang cara pengoperasiannya dilakukan secara elektrik.

Mengapa relay dioperasikan menggunakan listrik, dan bukan menggunakan cara manual saja?

Jadi, ini karena pengoperasian relay di suatu perangkat berhubungan erat dengan sistem NC (Normally-Closed) atau NO (Normally-Open), itu memanfaatkan medan elektromagnetik dari coil, dan tentu saja membutuhkan arus listrik.

Terdapat dua bagian utama pada relay, yaitu bagian primer dan sekunder.

Pada bagian primer berfungsi sebagai kontroler yang biasanya lebih sering menggunakan arus DC (walaupun bisa juga AC), sedangkan pada bagian sekunder berfungsi sebagai saklar yang langsung terhubung ke beban yang biasanya berarus AC (walaupun bisa juga DC).

fungsi relay

Fungsi Relay

Fungsi relay utamanya adalah tentu saja untuk memutus dan mengalirkan arus listrik. Akan tetapi, setiap relay yang terpasang dalam suatu rangkaian yang berbeda pasti memiliki perbedaan fungsi yang spesifik satu sama lain.

Berikut adalah beberapa fungsi dari relay apabila dipasang di suatu rangkaian:

  1. Sebagai amplifikasi. Contohnya relay dapat digunakan untuk kuantitas kontrol yang sangat kecil dan dapat mengontrol rangkaian daya yang besar.
  2. Dapat memperluas jangkauan kontrol. Contohnya adalah ketika relay multi kontak mencapai titik tertentu. Dengan begitu rangkaian dapat dialihkan, diputuskan, dan dihubungkan pada saat yang sama dari berbagai bentuk grup kontak.
  3. Sebagai kontrol otomatis, kendali jarak jauh, dan pemantauan. Contohnya adalah ketika relay digunakan sebagai perangkat otomatis dengan peralatan listrik lainnya, sehingga membentuk rangkaian kontrol program untuk sistem operasi otomatis.
  4. Sebagai sinyal terintegrasi. Contohnya ketika beberapa sinyal kontrol dimasukkan ke relay multi-winding dalam bentuk yang sudah ditentukan, membuat rangkaian menjadi relatif terintegrasi untuk mencapai efek kontrol yang sudah ditentukan.

Cara Kerja Relay

Relay memang terdapat dalam berbagai ukuran, kapasitas, dan penggunaan yang sesuai. Akan tetapi, pada dasarnya semua relay fungsinya sama, pada bagian primer sebagai yang mengontrol, sementara yang bagian sekunder sebagai sebagai pemutus dan penyambung arus listrik ke beban.

Walau demikian, jika dilihat lebih spesifik, relay memiliki dua jenis sistem cara kerja, yaitu Normally Open (NO) dan Normally Closed (NC). Berikut adalah penjelasannya:

relay normally open dan relay normally closed

A. Relay Normally Open (NO)

Relay normally open adalah yang cara kerjanya ketika pada bagian primer off maka pada bagian sekunder juga otomatis off.

Jadi, pada saat rangkaian pada bagian primer off, maka coil tidak teraliri listrik sehingga tidak ada medan elektromagnetik yang dapat menarik tuas (penghubung antara bagian sekunder dan primer).

Dengan demikian, karena relay normally open maka tidak ada arus yang terhubung ke beban (motor listrik, lampu, dll).

Jadi, kesimpulannya pada relay normally open ketika bagian primer on, bagian sekunder juga akan on. Namun, apabila bagian primer off, bagian sekunder juga akan off.

B. Relay Normally Closed (NC)

Relay normally closed adalah yang cara kerjanya ketika pada bagian primer off maka pada bagian sekunder malah otomatis on.

Artinya, relay normally closed merupakan kebalikan dari normally open. Pada saat rangkaian pada bagian primer off, maka coil tidak teraliri listrik sehingga tidak ada medan elektromagnetik.

Namun, karena relay normally closed maka bagian sekunder malah menjadi on sehingga beban dapat beroperasi.

Jadi, kesimpulannya pada relay normally closed ketika bagian primer on, bagian sekunder malah menjadi off. Namun, apabila bagian primer off, bagian sekunder akan menjadi on.

Jenis-jenis Relay

Berikut ini adalah jenis-jenis dari relay

1. Single Pole Double Throw (SPDT Relay)

Relay SPDT (Relay Single Pole Double Throw) adalah jenis relay yang memiliki satu input dan dua output. Termasuk terminal koil, relay SPDT memiliki total lima terminal.

Hal ini tidak hanya menyediakan fungsi switching, bahkan dapat juga merutekan sinyal. Relay SPDT memiliki kemampuan untuk mengontrol dua sirkuit listrik atau elektronik.

2. Single Pole Single Throw (SPST Relay)

Relay SPST (Relay Single Pole Single Throw) adalah relay yang hanya memiliki satu input dan satu output.

Artinya, relay ini menghubungkan atau memutuskan hanya satu kontak ketika dioperasikan. Termasuk terminal koil, relay SPST memiliki total empat terminal.

Relay ini hanya dapat mengontrol sirkuit listrik atau elektronik tunggal.

3. Double Pole Double Throw (DPDT Relay)

Relay DPDT (Double Pole Double Throw) adalah jenis relay perangkat elektromagnetik yang digunakan untuk memisahkan dua sirkuit secara elektrik dan menghubungkannya secara magnetis.

Relay DPDT sering digunakan untuk menghubungkan sirkuit elektronik yang beroperasi pada tegangan rendah ke sirkuit listrik yang beroperasi pada tegangan tinggi.

4. Double Pole Single Throw (DPST Relay)

Relai DPST (Double Pole Single Throw) adalah relay yang setara dengan 2 saklar SPST dan dapat digunakan untuk mengalihkan 2 beban berbeda.

Perbedaan antara Relay dan Circuit Breaker

A) Relay dapat bersifat Directional dan Non-Directional, sedangkan Circuit Breaker hanya bersifat Non-Directional.

B) Relay dapat disertakan/dipasang dalam circuit breaker, tetapi circuit breaker tidak bisa disertakan dalam relay.

C) Relay hanya memberikan sinyal ke circuit breaker jika terjadi kondisi gangguan, circuit breaker bertindak sebagai perangkat pemutusan rangkaian otomatis berdasarkan informasi yang diberikan oleh sinyal relay.

D) Relay hanya mendeteksi kesalahan dan menginformasikan circuit breaker sehingga tidak akan memutus kontak. Circuit breaker mempunyai kemampuan untuk membuat dan memutus rangkaian secara otomatis, manual, atau dengan kendali jarak jauh.

E) Relay adalah saklar yang berfungsi sebagai alat penginderaan, sedangkan circuit breaker digunakan untuk pemutusan dan isolasi rangkaian.

F) Relay dapat digunakan sebagai penguat jika terdapat sinyal diskrit, circuit breaker tidak dapat digunakan sebagai amplifier.

G) Relay beroperasi pada sinyal input daya dan tegangan rendah, sedangkan circuit breaker dapat digunakan untuk sirkuit daya rendah dan tinggi karena pengoperasiannya otomatis pada perangkat beban.

H) Relay adalah perangkat pengontrol, sedangkan circuit breaker adalah perangkat switching.

I) Relay dapat mengalihkan sinyal antara dua rangkaian listrik yang berbeda, sedangkan circuit breaker hanya dapat menghentikan atau mengalirkan arus pada rangkaian tersebut.