Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Energi terbarukan adalah energi yang didapat dari alam, tetapi sifatnya berkelanjutan. Indonesia termasuk negara beruntung karena memiliki banyak sumber energi terbarukan, seperti tenaga air, surya, angin, panas bumi, dan lain sebagainya.

Menurut Menteri ESDM dalam webinar yang diselenggarakan Katadata. Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang sangat melimpah.

“Kalau ini bisa dimanfaatkan maka ini bisa menjadi andalan karena tidak akan pernah habis. Potensi EBT (Energi Baru Terbarukan) samudra mencapai 17,9 GW, panas bumi 23,9 GW, bioenergi 32,6 GW, bayu 60,6 GW, hidro 75 GW, dan surya 207 GW.” Ujar Arifin Tasrif, dikutip dari Beritasatu.com, Senin (8/3/21).

Selain itu, beliau juga menambahkan jika Indonesia pada tahun 2050 diharapkan dapat mencapai 31% atau setara 60 GW dalam penggunaan energi terbarukan.

Namun, tentu saja semua itu perlu adanya dukungan dari industri untuk membuat program R&D energi terbarukan.

Energi terbarukan memang sudah menjadi fokus penting di semua negara. Jerman misalnya, saai ini mereka sudah menggunakan 42 % energi terbarukan dari total semua energi yang digunakan.

Bahkan pada tahun 2038, Jerman sudah berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Indonesia sesungguhnya juga sudah mengalami kemajuan di bidang energi terbarukan. Ini terbukti dengan adanya 2 pembangkit listrik, yaitu PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) Sidrap di Kabupaten Sidrap dan PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto.

Selain itu, Indonesia juga mempunyai PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang luasnya 29 hektar, lho. Namanya PLTS Likupang yang berlokasi di Desa Wineru, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

Bahkan, di Kabupaten Purwakarta tepatnya di Waduk Cirata, sudah mulai dilaksanakan pembangunan PLTS terapung seluas 240 hektar (waduk) dan 9,02 hektar (daratan). Artinya, PLTS ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Penggunaan energi terbarukan memang harus diprioritaskan. Itu penting. Mengingat cadangan energi minyak dan batu bara di dunia ini yang akan habis karena dieksploitasi terus-menerus.

Lebih dari itu, penggunaan energi minyak dan batu bara menimbulkan banyak persoalan, seperti hutan yang gundul, udara yang tercemar, kubangan tambang yang tidak direklamasi, dan masih banyak lagi.